Setiap individu pasti memiliki definisi sukses masing-masing. Ada orang yang mengatakan dirinya sukses kalau sudah punya penghasilan sendiri, menghidupi keluarga, memanjakan orang tua, atau mungkin kalau sudah punya anak yang sukses. Ada juga orang yang definisi suksesnya begitu sederhana semisal bisa makan kenyang tiap hari, bisa bangun pagi, atau bisa melihat senyum pujaan hati. Sadar tidak sadar, semua orang pasti ingin sukses.
Kesuksesan sering diidentikkan dengan
keberhasilan seseorang dalam mencapai sesuatu, baik itu mencapai karir,
mencapai prestasi, mencapai kecukupan materi, hingga mencapai kedamaian
tertentu. Kemampuan seseorang dalam mencapai suatu titik merupakan
petunjuk bagi orang tersebut akan kemampuannya. Oh ternyata aku bisa. Kemudian dia berusaha untuk mencapai titik yang lebih tinggi sebagai target kesuksesannya.
Namun, apakah kegagalan kemudian menandakan kalau seseorang tidak sukses? Bukan. Belum tentu.
Menikmati proses menjadi sukses
Ada yang mengatakan bahwa kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda. Namun selama orang tersebut
bersungguh-sungguh dalam prosesnya, maka sesungguhnya dia mendapatkan
suksesnya sendiri, terlepas dari hasil akhir yang bernama ‘berhasil’
itu. Mengapa? Karena proses itulah yang memperkaya dirinya. Proses
itulah yang berharga. Proses itulah yang dapat digunakannya untuk
berbagai kesempatan yang akan datang. Itulah sebabnya, orang yang
melalui proses dengan benar meskipun gagal, akan lebih berguna daripada
orang yang berhasil dengan cara curang. Karena dia akan menemukan cara
untuk bangkit, sementara si curang belum tentu berhasil lagi jika
menghadapi masalah yang sama.
Memperhatikan kesuksesan-kesuksesan kecil
Arti ‘keberhasilan’ yang kita tuju bisa
jadi terdiri dari keberhasilan-keberhasilan kecil. Selama ini banyak
orang terlalu fokus dengan sesuatu yang jauh di depan dan tidak
menghiraukan hal-hal memuaskan yang sudah dilaluinya. Seorang siswa
gagal mendapatkan juara di sebuah kompetisi internasional. Dia gagal,
tapi sudah melewati banyak hal. Misalnya, dia sudah mempelajari berbagai
macam soal yang teman-temannya belum tentu bisa mengerjakan; dia juara I
di kotanya, propinsinya, bahkan tingkat nasional; dia mendapatkan uang
saku yang jumlahnya belum pernah terbayang; dia bisa ke luar negeri; dia
mendapat banyak teman baru. Menikmati kesuksesan-kesuksesan kecil yang
telah didapatkan ini akan membuat kita tidak jatuh terlalu keras ketika
dianugerahi kegagalan.
Mengejar kesuksesan di ujung kuku
Saat seseorang memutuskan untuk bangkit
dan tidak menyerah, sesungguhnya dia sedang mengalami kesuksesan. Ya,
sukses menghadapi dirinya sendiri. Mengatakan ‘tidak’ untuk menyerah
adalah sebuah kesuksesan terbesar, mengingat diri sendiri adalah musuh
yang paling kuat. Orang yang menyerah adalah orang yang paling gagal
daripada orang gagal itu sendiri. Karena orang yang menyerah itu sudah
menutup dirinya dari kesuksesan, meskipun sukses itu sesungguhnya sudah
di ujung kukunya.
Tidak menang bukan tidak sukses
Memahami hidup yang serba tidak pasti,
begitulah keberhasilan dan kegagalan. Dalam sebuah kompetisi, seseorang
bisa saja mendapatkan juara pertama. Namun, apakah di dunia nyata, di
luar kompetisi, dia akan memiliki keberhasilan yang bertahan lama? Sama
halnya dengan mereka yang gagal dalam kompetisi. Apakah di luar sana
mereka benar-benar tidak dibutuhkan? Benar atau tidak, keputusan tetap
kembali pada tiap individu. Ingin menjadi benar-benar sukses atau tidak.