PENTINGNYA AQIDAH
AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI
A.
AKIDAH AKHLAK
1.
Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab
yaitu [عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan
perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan
bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan
yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah
dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim
sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab,
yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at,
watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak
dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang
telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatan.
Jika
tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi
apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka
disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
2.
Dasar Akidah Akhlak
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri
yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.
Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan
kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak
yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah
akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam
mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan
buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al
Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap
muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang
artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan
banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim
adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci,
umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
3.
Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah
akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam
harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut.
Adapun
tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a.
Memupuk dan mengembangkan dasar
ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan.
Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah
dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu
menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?
“ mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan
yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya
kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan
tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya
orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami
ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah
Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat
dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk
mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang
berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan
aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar
b.
Aqidah akhlak bertujuan pula
membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang
berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika
berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta
dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim
yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c.
Menghindari diri dari pengaruh akal
pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk
lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang
semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh
aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan
yang sesat.
B.
ANAK USIA
DINI
1.
Pengertian
Anak Usia Dini
Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak
prasekolah adalah
mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain
(play group).
mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain
(play group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia
dini,
pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani
maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.27 Hal
ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani
maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.27 Hal
ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia
dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan dasar
dimulai pada usia 7 tahun.
anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan dasar
dimulai pada usia 7 tahun.
2.
Memahami
Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik
yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak
juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa
kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan
menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut
maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin
memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia
dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut
akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya
tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang
pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang
berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami
karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan
sebagaimana berikut :
a.
Usia dini merupakan
usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut
merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
b.
Pengalaman awal sangat
penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan
perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat
berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal
yang positif.
c.
Perkembangan fisik dan
mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya.
Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya.
Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
C.
PENTINGNYA
AQIDAH AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak adalah
ibarat oase di tengah-tengah gurun pasir yang kering dan tandus. la akan
memberi kepuasan ketika dahaga, memberi keteduhan ketika panas, dan memberikan
kebahagiaan ketika datang nestapa. Pada anaklah tergantung cita dan cinta orang
tua. Dengan anaklah orang tua akan mengarungi bahtera kehidupan. Dan doa
anaklah yang akan memberi kesejukan dan kebahagiaan di alam akherat. Semua itu
akan menjadi sebuah keniscayaan apabila seorang anak mendapat pendidikan yang
tepat, sehingga berguna bagi orang tua, lingkungan, masyarakat dan negara.
Pendidikan
anak merupakan hal yang terpenting yang harus diberikan orang tua kepada
putra-putrinya. Anak merupakan miniatur masa depan sebuah bangsa. Oleh sebab
itu tidak mengherankan bila semua orang tua berlomba memberikan pendidikan yang
terbaik bagi putra-putrinya. Sekolah atau lembaga pendidikan yang bermutu
menjadi acuan dalam menentukan pilihan tujuan pendidikan anak-anak. Tidak kalah
pentingnya adalah pendidikan akhlak, budi pekerti, atau moral yang wajib
diberikan kepada tiap anak. Sebab walaupun seorang anak mempunyai kemampuan
akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penanganan
akhlak dan moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal
bila dia sudah besar nanti.
Di tengah
melubernya arus informasi yang mudah didapat, tentu kita harus membentengi
anak-anak kita dengan pendidikan akhlak yang benar. Konsep teladan orang tua
perlu dikedepankan, sebab pada usia-usia dini sikap meniru anak masih dominan.
Peran orang tua dalam membentuk moral dan akhlak anak sangat sangat besar.
Keteladanan kedua orang tua dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku
menjadi contoh nyata bagi putra-putri mereka. Perhatian yang iebih dari orang
tua terhadap gerak-gerik dan aktrvitas mereka sangat diperlukan, apalagi saat
ini tayangan televisi begitu deras dimana apabila tidak ada kontrol dari orang
tua bisa berakibat kurang baik terhadap tumbuh kembang anak. Mulai dari
tayangan film kartun, sinetron, acara hiburan, acara berbau mistik yang
kesemuanya itu acapkali sarat dengan hal- hal yang kontra produktif terhadap
pendidikan anak, bahkan berpotensi merusak attitude anak. Belum lagi
pergaulan dan life style (gaya hidup), adanya video porno yang
akhir-akhir ini marak dibicarakan, yang apabila benar-benar diperhatikan akan
mengelus dada kita.
Luqman menjadi
contoh dalam mendidik anak yang berakhlak
Dan ingatlah
ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,
“Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar" (QS. Lukman : 13).
Dari ayat
tersebut dapat kita ambil pokok pikiran, pertama,
orang tua wajib memberi pendidikan anak-anaknya. Kedua, dalam mendidik prioritas pertama adalah penanaman aqidah,
pendidikan aqidah diutamakan agar menjadi kerangka dasar dan landasan dalam
membentuk pribadi anak yang sholeh.
Dalam
mendidik hendaknya menggunakan pendekatan kasih sayang, hal ini dapat kita cermati
dan seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayya” (Wahai anak-anakku).
Seruan tersebut menyiratkan sebuah ungkapan yang penuh muatan kasih sayang,
sentuhan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Indah dan menyejukkan. Kata
"Bunayya" mengandung rasa manja, kelembutan dan kemesraan, tetapi
tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan dan bukan berarti mendidik
dengan keras.
Mendidik
anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak berjiwa keras, kejam
dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas yang menggores tajam kelembutan
anak, kelembutan dalam diri anak akan hilang tergerus oleh pendidikan yang
keras dan brutal. Kepribadian anak menjadi kental dengan kekerasan, hati,
pkiran, gerak dan kesejukan jauh dari kebenaran dan kesejukan. Kelembutan,
kemesraan dalam mendidik anak merupakan konep al-quran, apapun pendidikan
diberikan kepada anak hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga
dalam prioritas mendidik diutamakan mendidik aqidahnya terlebih dahulu, dengan
penyampaian yang lembut dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak akan
tersentuh dan merasa aman di dekat orang tuanya
Menurut
ajaran agama islam , ada 3 ( tiga ) hal penting yang harus diberikan pada anak
usia dini :
1. pendidikan akidah,
Islam memposisikan akidah sebagai
hal yang sangat mendasar, yakni sebagai rukun iman dan rukun Islam yang
sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dengan yang non
Islam.
2. pendidikan
ibadah,
Dalam islam tata peribatan telah
diatur dengan sebaik mungkin dengan tidak menyalahi kolidor fitrah manusia, dan
aplikasinya harus mengupayakan sedini mungkin. Hal itu dilakukan agar kelak
mereka tumbuh menjadi insan yang benar-benar takwa, yakni taat melaksanakan
segala perintah Allah dan Rasulnya dan taat pula menjauhi larangannya.
3. pendidikan
akhlak\
Untuk mmencapai kesempurnaan Islam
yang sejati akhlak merupakan pondasi utama yang harus di
realisasikan. Untuk merealisasikan hal itu ayat Al-Quran dan Hadis Nabi telah
banyak memberikan panduan.