Sering kali kita mendengar pengumuman tentang kematian seseorang dari
speaker masjid terdekat di tempat tinggal kita masing – masing.
berbagai macam reaksi pun muncul ketika pengumuman itu terdengar oleh
kedua telinga kita. Ada yang hanya sekedar ingin tau “siapa yang
meninggal”, ada yang acuh tidak acuh, ada juga yang dengan seksama
merenungi kejadian tersebut.
Ya, kematian adalah hal yang pasti terjadi bagi siapun, walau memang
waktunya belumlah kita ketahui kapan ia akan datang. Ibarat tamu,
kematian adalah tamu yang tak terduga datangnya. Dia senantiasa datang
baik disaat kita sedang taat atau pun saat kita sedang bermaksiat. Saat
kita sehat, atau dikala kita sedang sekarat. Kematian adalah misteri,
tapi itu pasti terjadi.
Banyak yang beranggapan, bahwa kematian itu hanya dimiliki oleh orang
– orang yang sudah uzur, disaat kulit sudah mengendur. Tapi perlu
diingat, kematian datang bukan hanya kepada mereka yang sudah “bau
tanah”, melainkan pula kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tua atau
muda, semua sama sama berpotensi mengalami kematian. Salah, bila kita
menganggap bahwa mati itu lebih dekat bagi mereka yang sudah tua,
padahal sebenarnya yang muda pun bisa mengalaminya.
Yang tua cenderung menghabiskan sisa usianya, lantaran sakit yang
diderita. Tidak halnya dengan yang muda, kebanyakan dari mereka yang
muda, menghadap Illahnya dalam posisi yang sia – sia. Lihat saja,
kecelakaan jalan akibat kebut – kebutan, atau korban bacokan senjata
tajam akibat tawuran. Apa mungkin mereka yang tawuran dan kebut –
kebutan dijalan adalah orang tua yang usianya sudah memasuki masa senja ?
kebanyakan dari mereka adalah anak muda. Belum lagi korban narkoba,
juga korban gantung diri atas patah hati ditinggal kekasih. Itu semua
kebanyakan dialami oleh mereka yang masih muda belia.
Cobalah ambil pelajaran atas kematian yang menimpa kerabat, tetangga,
atau teman kita. Kemarin mungkin adalah hari – hari terakhir mereka
hidup di dunia. Tapi boleh jadi besok kita pun bernasib sama.
Ibarat antrian panjang, kita adalah salah satu yang turut mengantri
di dalamnya, tinggal menunggu saja kapan giliran kita dipanggil. Kullu nafsin dzaaikhqotil maut..
“setiap yang bernyawa akan merasakan mati”. Dia, mereka, ataupun kita,
semua pasti akan merasakan mati. Tidak akan ada satu pun yang dapat
melindungi diri kita dari kematian. Allah menjelaskan dalam surat al
jumuah ayat 8 :
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Kematian itu pasti. Se kaya apapun kita, se cantik/ se ganteng apa
pun rupa kita, kematian pasti akan menyapa. Kekayaan tidak akan bisa
membeli kematian, wajah yang rupawan pun akan turut binasa. Semua yang
ada di dunia, tak akan ada artinya lagi. Ketika kita memilih untuk
berleha – leha, menghabiskan waktu untuk hura – hura, menikmati dunia
yang fana. Terlintaskah dalam fikiran kita tentang kematian ?
Teman, ingatlah bahwa mati itu pasi, namun caranya adalah pilihan
kita sendiri. tidak ada yang dapat menjamin diri kita untuk menghirup
aroma segarnya surga, selain amal ibadah kita di dunia.
Mari gunakan waktu yang singkat ini, untuk meraih kesenangan abadi, di surga nanti.