Di antara sifat berbahaya yang hinggap dalam diri manusia adalah munafik. Sifat ini berposisi di antara iman dan kufur. Tegasnya, orang-orang munafik tidak serta merta menolak kebenaran, tetapi juga tidak menerimanya secara bulat serta tulus (QS An-Nisa’: 143).
Orang-orang munafik sudah muncul sejak zaman Rasulullah. Keberadaan mereka merecoki dakwah Islam. Siapa mereka, mudah ditengarai, karena Rasulullah memang selalu mendapatkan informasi langsung dari Allah melalui perantaraan Jibril.
Berbeda dengan zaman dulu, mengenali orang-orang munafik kini relatif susah. Rasulullah sekadar memberikan sinyal perihal profil orang-orang munafik itu. Dalam hadis yang sangat populer, beliau bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata dia dusta, apabila berjanji dia mengingkari, apabila dipercaya dia dusta” (HR Bukhari dan Muslim).
Meski demikian, tidak ada yang rela dikatakan munafik. Orang-orang munafik ibarat musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan. Allah sudah menyediakan tempat khusus bagi mereka, yaitu Jahanam. “Allah menjanjikan bagi orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal” (QS At-Taubah: 68).
Berulang kali kebusukan orang-orang munafik dibeberkan Allah dalam Alqur’an. Tidak ada lain bagi kaum beriman kecuali mengambil pelajaran. Karena sifat munafik bisa bercokol pada siapa saja, maka apa yang dikisahkan Allah itu boleh juga dipahami sebagai tolak ukur untuk mewaspadai benih-benih kemunafikan yang mungkin sudah tumbuh dalam diri kita.
Berikut sifat orang-orang munafik sebagaimana sudah diungkapkan Allah dalam Alqur’an. Pertama, orang-orang munafik selalu menentang dakwah Islam. Kebencian mereka terhadap Islam demikian besar, hanya tidak berani menampakkannya. “Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Mari (tunduk) kepada hukum yang Allah turunkan dan kepada hukum Rasulullah’, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu” (QS An-Nisa’: 61).
Kedua, orang-orang munafik selalu bermuka dua. Tampak manis dari luar, tetapi busuk di dalam. Itulah musang berbulu ayam, serigala berbulu domba. “(Yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (kehancuran) yang akan terjadi padamu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi kemenangan bagimu dari Allah, mereka berkata, ‘Bukankah kami (ikut berperang) bersamamu?’ Dan jika orang-orang kafir mendapatkan kemenangan, mereka berkata, ‘Bukankah kami ikut memenangkanmu dan membelamu dari orang-orang mukmin?’ Maka Allah akan memberikan keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman” (QS An-Nisa’: 141).
Ketiga, orang-orang munafik gemar memanipulasi keimanan. Mereka begitu yakin bisa mengelabui siapa saja. Tidak hanya manusia, tetapi juga Allah. Keimanan yang mereka ikrarkan adalah dusta, ketaatan yang mereka tampakkan adalah semu, dan kebaikan yang mereka lakukan adalah palsu.
Mereka lupa bahwa Allah Maha Segalanya. “Sungguh orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka” (QS An-Nisa’: 142).
Keempat, orang-orang munafik malas mengerjakan shalat. Tidak hanya shalat, seluruh ibadah yang mereka jalankan hanya demi membangun citra mulia di mata manusia. Mereka adalah pecundang yang ingin dikenang sebagai pahlawan, mereka adalah pengecut yang ingin mempunyai banyak pengikut, mereka adalah durjana yang ingin tampak mulia, dan mereka adalah pengkhianat yang ingin tampil bagai malaikat. Sikap tercela hendak mereka kaburkan dengan simbol-simbol ibadah. “…dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di depan manusia, dan mereka tidak menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS An-Nisa’: 142).
Kelima, orang-orang munafik selalu semangat mendukung kemunkaran dan menghalangi kebaikan. Mengail di air keruh, itulah hobi mereka. “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain, adalah sama. Mereka menyuruh berbuat munkar dan melarang berbuat makruf dan mereka berlaku kikir. Mereka lupa kepada Allah, maka Allah juga melupakan mereka. Sungguh orang-orang munafik adalah orang-orang fasik” (QS At-Taubah: 67).
Begitu buruk sifat munafik di mata Allah dan manusia. Jatah hidup di dunia yang singkat, jangan biarkan benih-benih kemunafikan itu bercokol dan berkecambah dalam taman batin kita. Kepada Allah kita mohonkan perlindungan.