![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG2PsghuN1KP0HmkKTZM3FcxrIAJXLxGa4Etf0Fv5kRUGIMYOCmfxONkCNpDIG9ydmX56n_sJcalraIPtpO9iz72Xx1pUwqno7BuT5c3W2YjI6_B9pbXH9wtaqshVCq6BtGmWsUH72coeR/s230/3.jpeg)
1. Melemahkan imunitas tubuh
Sering marah-marah bisa melemahkan kekebalan tubuh seseorang. Saat marah, biasanya tubuh akan menjadi tegang dan bagian otak ikut bekerja ekstra. Marah dan emosi negatif lainnya akan cenderung menyita waktu dan membuat kamu kelelahan. Jika sudah begitu, maka kondisi tubuh dalam keadaan yang rentan dan mudah terserang penyakit.
2. Menimbulkan beberapa penyakit
Emosi atau perasaan negatif membuat kita jadi mudah terserang penyakit. Hal tersebut dikarenakan kondisi tubuh yang tidak stabil. Sementara itu, penelitian dari Center For Disease Control Prevention menunjukkan bahwa 85% penyakit berhubungan dengan kondisi emosional. Ketika tenagh emosi bisa memunculkan rasa sedih, shock, sakit kepala, dan lain sebagainya. Untuk mencegah berbagai penyakit, cobalah jalani hidup ini dengan senyuman dan rasa bahagia.
3. Mengalami risiko terkena serangan jantung
Pada saat sedang emosi, ada yang ditunjukkan dengan cara marah yang meledak-ledak dan ada juga yang dipendam. Mengontrol kemarahan bukan berarti menahan dan tidak mengekspresikannya. Ketahuilah bahwa seseorang yang menahan marah dan selalu mengalah tanpa pernah mengutarakan atau menyelesaikan masalah bisa berisiko tiga kali terkena serangan jantung. Mengutarakan perasaan atau emosi tidak perlu harus marah-marah.
"Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda. Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring" (HR. Abu Daud dan Ibnu Hiban).
"Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api, dan api itu dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang diantara kalian marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu" (HR. Imam Ahmad).