Setiap orang pasti pernah bercermin,
entah untuk melihat seberapa cantik atau gantengnya kita, atau untuk
melihat seberapa bersih dan kotornya wajah kita. Cermin merupakan hal
yang penting, terutama bagi kita yang sering berinteraksi dengan dunia
luar. Tentunya kita selalu ingin berpenampilan baik. Atau bahkan ingin
berbeda dengan orang lain.
Benda
yang satu ini, pasti selalu ada disetiap ruang, setiap sisi-sisi rumah,
dan setiap hari tiada habisnya kita mamatut diri didepan cermin untuk
sekedar bisa melihat apa yang kurang pantas pada diri kita, karena itu
dapat dipahami pengertian cermin adalah permukaan yang licin dimana
dapat memantul untuk membentuk sebuah bidang gambar, sedangkan fungsi
cermin yang sesungguhnya adalah alat untuk melihat diri kita.
Ada
ungkapan "cermin tidak akan pernah berbohong" Ungkapan yang sangat
familiar di telinga kita. Tentu saja ungkapan itu benar adanya, tak
mungkin cermin berdusta. Cermin menampilkan sesuatu yang ada di
depannya, tanpa mengubah apapun. Orang lain bisa saja berbohong dengan
menilai kita baik, cantik, atau tampan tetapi sebuah cermin tidak akan
pernah berbohong.
Orang
yang sering berlama-lama di depan cermin, bisa jadi adalah seorang
perfeksionis, orang yang selalu ingin tampil sempurna dalam hal apapun.
Sebaliknya, orang yang tidak suka bercermin, bisa jadi adalah seorang
penakut, takut menghadapi kenyataan. Orang seperti itu biasanya tidak
peduli terhadap segala sesutau yang terjadi. Orang yang terlalu cepat
menyerah pada keadaan. Orang yang selalu menerima, tanpa berusaha
memperjuangkan sesuatu, atau setidaknya membuat dirinya lebih baik.
Bayangan
dari cermin yang kita lihat, akan mempengaruhi tindakan atas diri kita.
Sering kali kita merasa diri kita ini lemah, tidak mampu, bodoh, dan
sebagainya. Kita sering menghakimi diri sendiri, sehingga kita merasa
rendah diri. Akibatnya itu akan berpengaruh pada setiap pekerjaan tangan
kita. Bila kita sudah merasa kita tidak mampu sebelum kita mencoba,
maka kita sudah kalah setengah jalan.
Sebenarnya
apa yang membuat kita merasa rendah? Mungkin kita membandingkan diri
kita dengan orang lain, mungkin kita pernah mengalami kegagalan
sebelumnya, atau mungkin kita merasa takut dengan hal terutama hal yang
baru yang akan kita hadapi. Sebenarnya semua itu hanya sebuah sugesti
yang dibuat oleh diri kita sendiri. Tidak ada cara lain mengatasinya
kecuali melawan semua itu sendiri. Kita harus mempunyai pikiran yang
positif, dan menghilangkan semua pikiran – pikiran negatif.
Kita
jangan suka membandingkan diri dengan orang lain. Mungkin kita memang
tidak sebaik orang lain tersebut, mungkin ia mempunyai sesuatu yang
lebih dari diri kita, akan tetapi setiap orang diciptakan oleh Allah
Subhanahu Wata'ala dengan talentanya masing – masing, setiap kelebihan
pasti ada kekurangan, dan setiap kekurangan pasti ada kelebihan. Jika
orang lain mampu melakukannya, tentu kita juga pasti bisa melaluinya.
Dalam
kehidupan ini, sebagai seorang manusia biasa tentu saja kita pernah
mengalami kegagalan, entah kegagalan dalam bentuk apapun. Tidak semua
kegagalan itu buruk. Di balik kegagalan, pasti ada sesuatu yang baik.
Orang yang suka bercermin pasti tahu, bahwa kegagalan adalah sebuah
proses untuk menjadi manusia yang lebih baik. Coba saja kita bercermin,
dan lihatlah. Apakah kerah baju kita sudah benar dan rapih? Apakah
rambut kita sudah tersisir dan berkilau? Apabila terdapat hal-hal
seperti itu, tentu kita akan segera memperbaikinya. Merapikan kerah baju
kita, menyisir rambut kita, atau membersihkan noda kecil pada wajah
kita.
Seperti
itulah kegagalan, Sesuatu yang mampu membuat kita terjatuh, terjerembab
ke dalam situasi yang membuat seakan-akan hidup ini tidak ada gunanya
lagi. Padahal, kalau saja kita mengikuti falsafah cermin, kita akan
mampu keluar dari segala macam persoalan yang mengganjal. Jadikanlah
kegagalan sebagai cermin. Cermin yang memantulkan refleksi dari diri
kita sendiri. Sehingga dari sebuah kegagalan, kita akan memperoleh
keberhasilan.
Kegagalan
bukanlah kehancuran, tetapi kegagalan itu adalah bumbu kemenangan, ada
yang bilang kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Apapun
opini dan pendapat orang tentang kegagalan, mari kita melihat makna dari
kegagalan itu sendiri. Seseorang yang pernah jatuh, pasti akan lebih
hati – hati lagi jika melalui jalan yang sama. Jangan takut untuk
mencoba, jika belum melalui, kita tidak akan mengetahui hasilnya, gagal
pun lebih baik dari pada pasrah apalagi tidak mencoba sama sekali. Kita
akan dapat merasakan kegagalan itu “indah” jika kita telah berusaha dan
mengerjakan dengan sebaik-baiknya.
Lihatlah
kegagalan itu sebagai diri kita. Cobalah perbaiki. Rapikanlah yang
belum rapi, bersihkanlah noda-noda yang ada. Hitam putih hidup ini
adalah pelajaran. Begitu juga dengan kegagalan. Banyak orang yang ketika
mengalami kegagalan, tidak bercermin kepada kegagalan tersebut sehingga
mereka tidak mengetahui mengapa mereka gagal, dan bagaimana caranya
agar mereka tidak gagal lagi.