Ketika seorang wanita memutuskan untuk menikah sudah barang tentu mereka
ingin menjadi istri yang baik dalam rumah tangga. Tetapi, menjadi istri
yang baik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jika
kondisi dalam rumah tangga, antara pria dan wanita sama-sama meniti
karier. Ya, banyak alasan yang dapat menghambat wanita untuk menjadi
istri yang baik. Hal ini tidak saja terjadi pada wanita, sebalikknya pun
begitu. Para pria juga tidak lah mudah menjadi suami yang baik. Namun,
apabila suami maupun istri dapat saling mendukung satu sama lain, dan
mampu mengatur keseimbangan dalam rumah tangga, setidaknya predikat
sebagai suami istri yang ideal sudah pasti kita dapatkan.
Sejarah memang membutuhka keseimbangan dalam setiap lekuk fenomena
kehidupan. Tanpa keseimbangan, semuanya akan berjalan tanpa arah.
Dialektika dalam kehidupan tidak lah dapat menemukan titik sintesa saat
tesis dan antitesis saling berhadapan. Tanpa keseimbangan, seorang pria
mungkin tidak akan mampu menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya. Tanpa
keseimbangan, seorang wanita juga mustahil menjadi ibu yang baik bagi
anak-anaknya. Tanpa keseimbangan, kita semua akan menemui ketimpangan
dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, keseimbangan seperti apa yang
paling mempengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga? Memang peran pria
dan wanita harus saling mendukung. Tetapi, tidakkah wanita dengan
berbagai kelebihan dan keunggulan alamiahnya akan tampil lebih dominan
dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga? Beberapa hal yang dapat
menuntun wanita dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga antara lain :
Berbicara mengenai keseimbangan peran barangkali kita akan berimajinasi
tentang apa yang sudah kita lakukan dan apa yang seharusnya dilakukan
oleh pasangan kita. Hal tersebut sangat manusiawi, dan banyak terjadi
dalam rumah tangga. Tetapi bukankah lebih baik, sebagai wanita untuk
memulai membuka pembicaraan tentang pembagian peran tersebut. Untuk
mencapai keseimbangan peran, dibutuhkan kesadaran kedua belah pihak
untuk menempatkan segala sesuatu pada porsi yang tepat. Persoalan
pekerjaan ditempatkan di tempat kerja, usahakan untuk tidak membawa
pulang dalam rumah tangga. Begitupun sebaliknya, persoalan dalam rumah
tangga dengan segala bentuk dinamikanya jangan pernah keluar dari dalam
rumah Anda sendiri. Memang, menghadirkan kesadaran bukanlah hal mudah
terutama jika suami istri adalah pasangan pekerja atau berkarier. Oleh
karena itu harus ada komunikasi yang baik antara pria dan wanita dengan
mengesampingkan emosi saat berbicara mengenai keseimbangan peran. Saling
pengertian untuk tidak saling menggangga ketika masing-masing sedang
menjalankan tugasnya adalah salah satu kunci.
Keseimbangan dan fleksibilitas waktu pun perlu menjadi perhatian. Perlu
ditekankan agar tidak terlalu memaksakan suatu keadaan apabila kondisi
memang tidak memungkinkan. Segala pekerjaan dalam rumah tangga tidak
harus dipatok pada suatu tatanan yang baku. Rumah tangga jangan dibuat
kaku, suami harus begini, istri harus begitu. Hal yang demikian tentunya
akan merepotkan jika keduanya adalah pekerja. Fleksibilitas adalah
kuncinya, karena memang kita tidak bisa memastikan pada suatu kondisi
yang ideal.
Diskusi
terbuka adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan antara suami dan
istri. Dalam hal ini, ketika salah satu dari suami/istri tidak dapat
mengerjakan tugas dalam rumah tangga, salah satu dari keduanya berbuat
satu kesalahan, atau mengalami kegagalan dalam suatu keadaan, maka
jangan langsung diributkan. Evaluasi adalah hal terpenting untuk
menghadapi suatu kesalahan, bukannya mengungkit kesalahan tersebut agar
salah satu pihak merasa terpojok. Tidak ada manfaatnya untuk membuat
salah satunya terpojok. Bukankah ketika satu kesalahan sudah terjadi
kita tidak bisa mengulang waktu lagi? Langkah yang harus diambil adalah
memperbaiki kesalahan tersebut atau jka hal ini tidak memungkinkan,
mendiskusikan langkah terbaik untuk menghadapi resiko dari kesalahan
atau kegagalan tersebut. Dengan demikian, tidak perlu lagi menghadirkan
amarah dalam rumah tangga, dan yang pasti, yakinlah, bahwa rangkaian
kegagalan, rangkaian kesalahan, atau rangkaian kesalah pahaman adalah
sebuah rangkaian untuk menuju keberhasilan, sebuah rangkaian untuk
melakukan kebaikan, dan sebuah rangkaian untuk saling memahami. Semoga
Anda mampu menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis. Sejarah akan
membibing kita semua.